Cara Membedakan HP Xiaomi Asli dan KW
Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial digarap oleh vendor smartphone. Besarnya penduduk Indonesia menjadi salah satunya. Bahkan Indonesia menjadi pasar smartphone terbesar di Asia Tenggara. Lembaga riset IDC menyebutkan pasar smartphone tanah air mengalami pertumbuhan sebesar 29 persen dari tahun ke tahun. Menguntit Indonesia, ada Thailand dan Filipina yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan 22 persen dan 14 persen.
Besarnya potensi pasar smartphone Indonesia membuat banyak vendor smartphone tertarik memasarkan produknya di Indonesia. Salah satunya yakni Xiaomi.
Sebagai pemain baru di industri smartphone Indonesia, nama Xiaomi sudah lumayan tenar. Pasalnya, vendor asal Tiongkok tersebut menawarkan smartphone berbanderol murah dengan spesifikasi di atas rata-rata perangkat di kelas yang sama.
Ketenaran Xiaomi ini pun dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan, tetapi tidak dengan cara yang benar. Salah satunya adalah dengan membuat dan menjual smartphone Xiaomi tiruan.
Uniknya, ponsel Xiaomi "KW" tersebut benar-benar mirip dengan aslinya. Memang ada beberapa perbedaan minor di antara keduanya. Namun, jika dilihat secara sepintas, sangat sulit untuk membedakan antara yang asli dan palsu.
Lantas, bagaimana cara mengecek keaslian dari ponsel Xiaomi? Sebagaimana dilansir Tekno, cara termudah adalah dengan menggunakan tools atau aplikasi pengecekan buatan Xiaomi sendiri. Anda hanya perlu masuk ke situs https://jd.mi.com lewat browser di PC atau laptop.
Kemudian, download saja file APK yang sudah tersedia di situs ini. Setelah itu, pasang aplikasi tersebut di ponsel Xiaomi yang mau dicek keasliannya dan jalankan setelah proses instalasi selesai.
Sekadar catatan, Anda mungkin harus mengaktifkan mode instalasi aplikasi dari sumber di luar Google Play Store. Di perangkat Xiaomi, mode itu bisa ditemukan di bagian Settings; Additional Settings; Privacy; dan pilih Unknown Sources.
Refresh situs web https://jd.mi.com, kemudian arahkan ponsel ke kode QR. Arahkan hingga proses pemeriksaan selesai. Seusai itu, situs web akan memberikan informasi apakah ponsel Xiaomi yang diuji asli atau tidak.
Sayangnya, tools tersebut hanya bekerja untuk ponsel Xiaomi terbaru saja, seperti Mi 4 dan Mi 4i. Seri ponsel Xiaomi lawas, seperti Redmi 1S dan Redmi 2, tidak didukungnya.
Adapun dibawah ini dijelaskan untuk cara pengecekan lain atau alternatif yang juga bisa Anda pilih.
Namun, tidak perlu panik, karena masih ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menguji keaslian perangkat Xiaomi. Dalam postingan blog milik Prasetyo Herfianto, salah satu korban perangkat Xiaomi palsu, ada beberapa langkah mudah untuk pengecekan tersebut.
Cara pertama adalah dengan melakukan factory reset atau menghapus semua data yang ada. Tampaknya, si peniru perangkat berhasil membuat software yang "mampu" menipu aplikasi benchmark, seakan produk ini menggunakan spesifikasi yang sama dengan aslinya.
Dengan factory reset, software tersebut akan terhapus dan aplikasi-aplikasi benchmark dapat mengenali dan mengidentifikasi hardware sebenarnya,
Setelah itu, gunakan tiga aplikasi benchmark ini, yakni Antutu, CPU-Z, dan Sensor Box. Perhatikan secara mendetail, apakah spesifikasi yang dibekali di perangkat benar-benar sama dengan aslinya atau tidak. Pastikan juga jumlah sensor yang dimiliki benar.
Cara lainnya adalah dengan mengecek versi sistem operasi. Biasanya, perangkat Xiaomi dirilis menggunakan MIUI, nama tampilan antarmuka buatan Xiaomi, versi stabil. Jika ditulis masih Beta, ada kemungkinan itu perangkat palsu.
Pengguna juga bisa melakukan pencarian di internet, versi MIUI yang tercantum di perangkat. Jika tidak ditemukan, bisa jadi produk tersebut palsu.
Anda juga bisa mengecek hasil foto, resolusi, dan apertur dari kamera yang ada di perangkat Xiaomi. Pastikan sesuai dengan spesifikasi resmi perangkat. Satu hal yang harus diingat, meski perangkat mampu menghasilkan gambar yang baik, belum tentu produk tersebut asli.
Lihat juga: Tips Membeli HP Android Bekas
Lihat juga: Tips Membeli HP Android Bekas
Satu hal yang tidak kalah penting, cek IMEI dan serial number. Pastikan kedua informasi tersebut sesuai dengan kotak penjualan. Dalam kasus yang dialami Prasetyo, nomor IMEI perangkat sesuai dengan kotak, tetapi serial numbernya berbeda.